3. Hobi
yang membingungkan
Hobi
adalah suatu kegiatan yang disukai oleh seseorang dan hampir semua orang
mempunyainya bahkan semua. Gue sih udah banyak hobi yang gue lakonin, udah gue
cobain semua, yaaa itung-itung cari pengalaman kerja. Hobi gue macem-macem,
dari ngerusak hubungan orang sampe ngacak-ngacak WC. Ada yang positif sampai
ada yang negative, dari yang bermanfaat sampai yang merugikan. Dan tentu hobi
gue yang sekarang adalah baca buku, ya jelas anak kelebihan IQ. Iya buku,
buku-buku porno *astagfirrullah jangan diikuti ya adik-adik ini contoh yang
tidak baik.
Hobi
pertama yang gue lakuin ketika pertama sekolah di SMP adalah PBB, tau tidak
PBB? Bukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tetapi Peraturan Baris Berbaris. Gue
ketika baru masuk SMP, gue udah ikut paskibra. Rasanya seperti dihipnotis
teman, dengan semua iming-iming kalau menang lomba dapat HP mahal atau bakalan
banyak cewe cantik yang ikut paskibra. Dan ya itulah alasan pertama gue masuk
paskibra dengan harapan gue dapat cewe yang cantik, dan semuanya itu BULLSH*T.
Yang ada gue sering dikatain banci karena ikut paskibra bersama cewe-cewe.
Lebih ngeselinnya lagi, orang yang mengajak gue agar masuk paskibra dengan
iming-iming semua itu, dia keluar dari paskibra setelah gue masuk kesana.
Alasannya cukup jelas sih “Gue engga mau jadi begini terus, gue bakalan memulai
hidup baru dan mencoba untuk menjadi cowo sejati dan berkepribadian yang amat
bagus” ketika dia ngomong begitu ada angin yang menghembuskan rambut dan
pakaian kita sehingga seperti filnm-film drama dengan kata-kata bijak begitu,
tapi gue malah ngeliatin cewe disamping gue yang roknya terangkat karena
tertiup angin, hehehehe seger. Pada akhirnya gue keluar dari paskibra dengan
tangan hampa dan tanpa wanita sedikitpun yang mendampingiku untuk menemani
malamku yang sepi ini. Ya mau diapain lagi udah nasib, bertampang aneh, dengan
berkepribadian yang aneh walaupun pintar tetap dipandang oleh orang-orang aneh.
Setelah gue keluar dari paskibra akhirnya gue masuk PMR , dengan harapan mendapat wanita cantik untuk jadi jodoh gue, dan harusnya juga gue harus mengganti judul yang ke 3 ini menjadi MENCARI JODOH LEWAT PERANTARA ESKUL. Tetapi gue masuk ke PMR bukan hanya untuk tujuan itu, tetapi untuk mewujudkan cita-cita gue menjadi seorang dokter. Katanya sih kalau masuk PMR itu dasar-dasar untuk menjadi dokter itu ada semua, terutama untuk pertolongan pertama. Maaf segitu aja, karena gue engga dibayar oleh pihak PMR ataupun PMI untuk tulisan gue ini, ini buku untuk humor bukannya untuk promosi. Semua itu berjalan lancar, semuanya menyukai gua. Karena emang gua paling ganteng di PMR, iyalah paling ganteng orang gue cumin lelaki sejati sendiri, sisanya ada 1 orang dan itu lelaki KW yang dibawah rat-rata. Tapi semua itu membuat sadar indahnya sekolah ini, untuk apa cari pacar? Sedangkan sekolah tujuannya untuk belajar dan menuntut ilmu, padahal ilmu ga punya salah apa-apa dan selalu dituntut. Jadi selalu terngiang dikepala gue tentang semboyan “Tut Wuri Handayani” yang biasanya ada digesper sekolah gue. Karena gua ga tau artinya gue selalu menyebut “Tut Wuri Handayani” artinnya “Kentut Wuri Wangi Sekali” terdengar indah dan anda pasti bisa membayangkan bahwa pencipta taman siswa membuat semboyan ini mungkin sambil mencium kentut Wuri yang amat teramat wangi ini. Udah gitu aja gue keluar dari PMR dan gue mencoba untuk mencari eskul yang sesuai jati diri gue dan ternyata ga ada, hufftt.
Emang aneh ya kalau nyari jati diri, terkadang kita bisa menemukannya disaat kebetulan dan terkadang kita mencarinya padahal jati diri itu ada disekitar kita tanpa kita sadari. Gue sempat putus asa karena gue engga juga dapat ekskul yang gue inginin. Tapi tentu setiap ada kesulitan pasti ada jalan keluar, dan jalan keluar gue itu emang didepan gue *ternyata dimall didepan pintu darurat*. Suatu saat gue sedang duduk di dekat lapangan basket, ternyata ada yang ngajak gue “Eh bro main basket yok, kita kekurangan orang nih” kata orang itu dengan muka putih yang tampan dan rambut yang bertebangan seperti sinetron-sinetron. Awalnya sih gue nolak, tapi gue terus dibujuk sampai gue mau. Pernah gue berpikir kenapa orang yang ngajak gue main basket itu jadi sales yang suka keliling rumah itu aja, yang bener aja, presentasi dia udah kaya sales tingkat dewa neptunus yang bangkrut gara-gara anaknya dan akhirnya dia dan anaknya jadi sales. Gue terus main, main, dan main ternyata seru juga. Akhirnya gue nanya nama dia ternyata nama dia itu Ilham, terpikir sama gue nama dia itu Ilham agar dia bisa nge-Ilhammin diri gue agar bisa ikut basket. Dan benar ternyata gue ikut jadi anak basket. Gue jadi anak kece yang suka pakai baju bapaknya yang kegedean itu, celana panjang engga, pendek juga engga, sepatu ala-ala Justin Bieber dan ga bisa memakai topi dengan benar selalu terbalik, tapi itulah membuat anak basket itu anti mainstream. Karena basket, gue ngejahuin semua yang jelek dalam diri gue. Dulunya gue itu suka nongkrong-nongkrong engga jelas, padahal disitu bukan WC. Ketawa-ketawa engga jelas, padahal lawakannya garing. Kadang juga suka ketawa-ketawa engga jelas ditengah malam sama teman-teman, eh tetangga semuanya pada berisik baca Yasiin sama ayat kursi. Gue jadi orang yang lebih suka menggunakan waktu gue untuk berlatih basket dari pada nongkrong-nongkrong engga jelas, jadi gue bisa melakukan hidup gue untuk kegiatan yang lebih positif dan gue mensyukurinya, Jati diri gue disini, dibasket . Dimana gue menjadi orang yang lebih baik.
Bonus :
No comments:
Post a Comment